Sebuah cerita menarik dari obrolan seorang sahabat di malam Sabtu yang lalu yang kebetulan tengah berkunjung ke Kota saya kemarin…., yang bercerita soal perjalan hidup sang sahabat yag saat ini sudah sukses menjadi seorang pengusaha jasa ekspor impor. Seorang teman yang berangkat dari keluarga yang sangat sederhana yang merantau seorang diri ke Jakarta tanpa siapapun yang di kenalnya namun hari ini sukses secara finansial dengan tetap menjadi pribadi yang “humble” di mata saya.
Saya biasa panggil dia Mas Gie, seorang teman kuliah lama yang waktu itu merasa senasib dari golongan Ekonomi “middle Low” di Kampus karna sama-sama prihatin waktu kuliah dulu…, namun tiada yang menyangka dirinya saat ini sudah jauh lebih sukses di banding teman-teman yg lain.
Obrolan demi obrolan berjalan, mulai dari ceritanya selepas kuliah yang mana saya tau pada saat itu dia kuliah sambil bekerja sebagai Sales frelance, lepas kuliah pun masih terus bergelut di Sales sampai akhirnya dia memberanikan diri untuk benar-benar memulai pasion hidupnya menekuni usahanya yang sampai sekarang.
Dari Obrolan yang produktif ini saya teringat ketika kita berdiskusi soal makna dari bekerja sesungguhnya yang berhubungan dengan orang2 di sekeliling kita, waktu itu saya mengatakan bahwa orang bekerja sama dengan orang menikah, bisa jadi sebuah jodoh, karna suka tidak suka hidup kita yang 8 jam sehari pasti begelut disana, di pekerjaan kita, sehingga penting untuk benar2 mencintai pekerjaan kita sama halnya mencintai pasangan hidup kita. Segala argumen diskusi muncul, yang menjelaskan bahwa orang yang sukses dalam pekerjaannya adalah orang yang mencintai pekerjaannya dan tentunya pekerjaannya /perusahaannya juga mencintai dia, sama seperti kebahagian orang berumah tangga yang saling mencintai.
Namun tanpa disangka Mas Gie memberikan pandangan yang berbeda yang buat saya cukup menarik. Pandangannya adalah hubungan antara pekerjaan dengan Pasangan hidup, Kekasih dan Sahabat. Dirinya mengatakan idealnya kita punya sekaligus tiga hal tersebut dalam satu waktu bersamaan namun kemudian tinggalkan yang satu…., hmm.. sejenak saya sempat berfikir kalo punya pasangan hidup dan sahabat2 mungkin hal yang biasa, namun punya pasangan hidup dan kekasih…, hufftt… selingkuhan dong hehehe….,
Diskusi kemudian berlanjut lebih dalam atas pandangannya itu, dia mengatakan…, ketika kita bekerja kita bagi 3 hal dalam aktifitas kerja kita, dia kemudian menjelaskan bahwa Pasangan Hidup harusnya adalah Bisnis kita yang sedang/akan kita tekuni, Kekasih adalah pekerjaan kita saat ini, dan Sahabat adalah waktu kita berhubungan dengan Network bisnis, teman2 dan Informasi2 yang akan membantu baik di bisnis maupun di pekerjaan kita.
Dengan mimik muka yang lebih serius kemudian dia menjelaskan Pasangan hidup adalah bisnis kita sendiri, kenapa harus dikatakan pasangan hidup?, karena suka tidak suka dialah yang akan menemani hidup kita sampai akhir nanti..,menopang hidup kita dan keluarga . idealnya cinta kita yang paling dalam haruslah di Bisnis kita sendiri bukan kepada yang lain, makanya ketika memilih rencana bisnis yang akan kita geluti kita wajib punya “pasion” dan kecintaan yang tulus terhadap bisnis tersebut.
Lalu diapun menjelaskan yang disebut dengan Kekasih, ya.. kekasih itu adalah pekerjaan kita saat ini, kenapa? Yang namanya kekasih itu kan cenderung orang yang saling mencintai pada saat itu dan merasa saling membutuhkan, ketika tidak lagi ada rasa mencintai dan membutuhkan mungkin sudah tidak lagi menjadi kekasih, dan jalan masing2, atau juga ketemu dengan yang lain dan pindah ke lain hati juga bisa, atau yang sering terjadi adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan hehe…, itulah katanya yang mendasari orang pindah pindah bekerja karna pada dasarna your job is your Lover, when it’s done it’s done no matter what the reason is.
Sahabat bagi Mas Gie mendefinisikannya sebagai waktu kita bernetworking bersama teman2, rekan bisnis dan jaringan2 kita lainnya, dengan asumsi bahwa seorang sahabat adalah orang yang benar-benar dekat dengan kita baik di saat suka dan duka orang yang cenderung menolong kita dengan tulus ketika kita kesusahan dan dan orang yang kita ajak bersama ketika senang, sama halnya ketika kita berpacaran atau dengan pasangan hidup kita, ketika sedang bermasalah biasanya kita cenderung curhat dengan para sahabat kita.
Lebih lanjut diskusi kemudian melebar mengenai Pasangan hidup dan kekasih, orang sering kali salah mengartikan, tertukar antara Pasangan hidup dan kekasih, pekerjaannya dianggap sebagai pasangan hidup hingga dia bela mati-matian demi sebuah posisi bekerja yang tidak akan selamanya dimiliki, sementara Bisnis yang dirintisnya malah jadi Kekasih…., padahal harusnya sebaliknya…, dan yang paling ideal itu adalah Kekasih yang kemudian bisa menjadi pasangan hidup dengan di temani oleh para sahabat yang setia dan baik…,
“Jika kekasihmu kemudian menjadi pasangan hidupmu dalam arti kata lain kita menggeluti bisnis yang memang pada awalnya sudah pernah bekerja di bidang itu maka kamu akan tau persis seperti apa kekasihmu luar dalam gak Cuma manis2nya aja, dan bisa dipastikan pula kamu sudah memiliki sahabat2 disana “ ujar Mas Gie dengan nada serius
Diskusi semakin hangat sambil makan Lontong Orari + Ikan Haruan saya kemudian berseloroh “ Wah Mas…, kalo gitu sampean ngajarin aku selingkuh ya…? hehe, lalu dia menjawab “ Iya tapi Selingkuhi pacarmu aja bukan Istrimu…. Hahahaha……. “
Your Husband/wife always stay…, but your Lover Come & Go…, & your Best Friend will always there…….