Menciptakan Energy Perubahan

Berubah Menjadi yang lebih baik itu selalu MEMBUTUHKAN ENERGY….

Dalam salah satu In house Training Sales yang saya selenggarakan beberapa Waktu yang lalu ada seorang peserta yang memberikan pertanyaan cukup menggelitik buat saya. pertanyannya seperti ini : ” Pak, sepupu saya itu Hobby sekali Pak ikut-ikut training, mulai dari motivator X, Trainer Y , Seminar si I, pelatihan Y, (sorry saya tidak sebutkan namanya), terus juga sering kali baca buku-buku yang bagus-bagus serta saya lihat dirumahnya koleksi bukunya juga sangat banyak Pak…, tapi… saya kok melihatnya maaf-maaf ya Pak…, kayaknya hidupnya begitu-begitu aja…, dan usahanya juga gak maju-maju amat, kira-kira itu kenapa Pak ya?,”. Tanya salah satu peserta tadi. lalu saya menjawab ” tergantung ya…, kalo saya jawab mungkin orang-orang tempat dia belajar salah…, pasti tidak demikian, jika saya bilang yang salah adalah sepupu Anda, hal itu juga belum tentu benar. Tapi bisa jadi dia belum punya, belum tahu atau tidak tahu, atau juga tidak memilki apa yang saya sebut sebagai Energy Perubahan” jawab saya…, ” Wah.. apa lagi tuh Pak ?” lanjut pertanyaannya dengan muka lebih heran. tidak lama kemudian saya jelaskan 2 hal yang saya yakin menjadi sangat-sangat berguna bagi semua peserta. 2 hal yang saya sebut sebagai Redefition of Learning atau meredefinisi Belajar dan Menciptakan Energy Perubahan, 2 hal penting ini merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah Proses Perubahan seseorang untuk menuju kesuksesan..

Nah… kali ini saya mau coba share juga apa yang saya maksud dengan kedua Hal tersebut diatas, dan ngomong-ngomong 2 Hal ini selalu saya sampaikan kepada semua Klien saya di Sesi terakhir Program Sales Coaching yang saya jalankan. semoga bisa bermanfaat buat Anda semua.

Redefinition of Learning atau Meredefinisi “Belajar”

Ketika mendengar kata “Belajar” Apa yang terbayang di benak Anda ?, berada di dalam kelas dengan seorang Guru yang sedang mengajar, mengikuti Training dalam satu ruangan, ikut seminar-seminar yang Dahsyat super mandraguna instant dan terjamin sukses Lahir Batin ?, di Mentori dengan orang yang berlabel “Orang sukses”, atau juga selalu mendengar petuah-petuah orang tua atau orang yang sudah sukses betulan ?. yupp… mungkin dari apa yang saya sebutkan bisa jadi menjadi bagian dari “Definisi Belajar” bagi Anda. Atau ada bayangan lain ketika Anda mendengar “kata Belajar” seperti berproses datang ke customer door to door setiap hari menawarkan Produk Anda, tidak henti-hentinya melakukan “Cold Calling” ke New Customer Anda, atau juga mungkin kegiatan-kegiatan lainnya.

Definisi Belajar dari yang saya jelaskan diatas, pastilah benar. masing-masing orang pasti punya pendapatnya masing-masing. Namun pada tulisan saya kali ini, dan dalam konteks ” Mengapa banyak orang sudah berguru kesana-kemari tapi tetap saja Hidupnya, karirnya tidaklah berubah” saya ingin mengajak Anda untuk sama sama merubah apa Definisi Belajar itu. yup… dengan bersama merubah definisi dari pemahaman Belajar tersebut kita akan memahami kenapa Banyak orang yang sudah belajar kesana-kemari namun hidupnya, karirnya dan kehidupannya belum juga sesuai dengan yang diharapkan.

Belajar adalah sama dengan Berubah… ini Inti dari Redefinisi belajar menurut versi saya…, apa Artinya ? Artinya adalah jika Anda selama ini belum juga merasa berubah kearah yang lebih baik dan anda menyebut diri Anda sudah belajar, maka sesungguhnya Anda belum benar-benar belajar. Bisa Jadi Anda baru saja masuk pada 1 atau 2 Step dari 4 Step Redefinition Of Learning yang saya Maksud. Baik, untuk lebih memahami Redefinisi Belajar yang Saya Maksud mari kita ulas lebih jauh dari 4 Step Belajar tersebut :

1. Step 1 : Tahu…
Step pertama dari Redefinisi Belajar adalah Tahu…, yup…, Anda tidak mungkin bisa sukses berubah jika Anda tidak Tahu Apa dan seperti Apa caranya untuk bisa berubah. Ketika orang mengikuti pelatihan-pelatihan atau bisa juga membaca buku bisa jadi Anda baru saja Tahu.., tapi percayalah Anda sebetulnya belum benar-benar belajar. Semua orang bisa berada di tahap ini asal ada niat dan kemauan bahkan kadang-kadang paksaan, namun saya juga yakinkan bahwa cukup Tahu saja tidak lah cukup untuk Anda bisa berubah.

Untuk menjadi Tahu, sangat mudah dilakukan karena pada step ini Anda sebetulnya masih berada pada level yang pasif.., sumber untuk menjadi Tahu juga tentunya bermacam-macam, bisa dari buku-buku, pelatiham seminar, diskusi dengan orang lain, dan sebagainya.

2. Step 2 : Paham
Untuk bisa tahu semua orang bisa.., tapi untuk bisa paham kadang-kadang tidak semudah pada step tahu.., apa maksudnya? Konteks paham tentunya lebih mendalam, karena dengan memahami maka kita benar- benar punya wawasan yang lebih dari apa yang kita tahu, sebagi contoh, ketika seseorang mengatakan “Berolahraga itu Sehat” dalam Konteks tahu.. mungkin hanya sampai disitu, tapi dalam Konteks Paham bisa jadi pikiran kita akan mengatakan bahwa benar Olahraga itu sehat karena ada orang-orang yang memang sehat karena berolahraga selain itu dengan berolahraga maka jantung akan selalu dilatih setiap hari dan otomatis peredaran darah menjadi lancar sehingga badan menjadi selalu bugar.

Diatas merupakan contoh dan analogi mengenai Tahu dan Paham. sekali lagi paham berarti tidak sekedar tahu tetapi labih dari itu paham berarti punya pengetahuan yang lebih dalam serta memiliki pola pikir yang benar dari konteks Tahu yang dimaksud.

3. Step 3 : Action
Nah… ini titik balik yang penting dalam Redefinisi Belajar, banyak kan para Trainer Motivator Fasilitator mangatakan… “Anda Tahu dan Paham aja gak cuckup… anda harus Action”… Hmmm… Betul ya ?, Action selalu menjadi titik balik yang penting dalam sebuah perubahan. “success is About How not about What” berlaku disini. Sukses itu “Pegimane” kata orang betawi.. atau “Bagaimana”, bukan hanya sekedar “Apa”…, buat saya seorang Sales Coach.. benar-benar terasa tantangannya bahwa mengajari seseorang ternyata memang selalu menjadi sangat mudah.., daripada memastikan orang tersebut untuk Action…

Action menjadi suatu Variabe penting dalam perubahan.., Action merupakan sebuah langkah awal untuk dapat bisa berubah dan melakukan segala hal yang kita ketahui dan pahami. tanpa adanya Action hampir pasti semahal-mahalnya kita berinvestasi untuk ikut dalam Training-seminar dan sebagainya maka investasi itu akan kembali nol, dan tidak menghasilkan apa-apa.

4. Step 4 : Habbit
Habbit disini merupakan Action yang dilakukan berulang-ulang. sebagai contoh ketika kita ingin Sehat maka kita harus berolahraga, kita tahu dan Paham bahwa berolahraga itu bisa menjadi badan menjadi sehat. namun ada orang yang katanya sudah berolahraga tapi tetap tidak sehat, setelah ditanya berapa kali berolah raga ? ternyata hanya satu kali selama seminggu…, lalu apakah target menjadi sehat dapat terpenuhi ??

Jika Action menjadi titik balik dari perubahan maka Habbit merupakan ujian konsistensi bagaimana sesungguhnya komitmen perubahan itu ingin di capai. banyak orang mengatakan berkomitmen-berkomitmen untuk berubah… namun action yang dilakukan hanya sekali- dua kali dan kemudian kembali seperti semula.., dengan demikian maka bagaimana Perubahan bisa terjadi ?

Habbit menjadi bagian dari Redefinisi Belajar karena Habbit bisa memunculkan dan merubah Karakter kita terhadap sesuatu, dalam konteks ini Habbit menjadi Variabel yang bisa jadi jauh lebih penting daripada Action itu sendiri… karena Action yang tidak dirubah menjadi Habbit tetaplah akan sia-sia.

Perubahan
Dalam setiap Sales Training saya, saya juga kerap kali mengingatkan satu hal yang sangat krusial satu statement yang selalu saya sampaikan kepada banyak peserta, yaitu : “If There is no Story then it will be only a Theory”, berulang kali saya selalu ingatkan bahwa yang saya sampaikan ke mereka kali ini adalah hanya sebuah teori dan tidak akan menjadi apapun tanpa adanya Story atau cerita, Untuk itu berulang kali saya sampaikan bahwa saya menantang Anda semua untuk menjadikan Teori yang saya sampaikan ini menjadi sebuah cerita, yaitu dengan bentuk Action & Habbit. setelah Anda menjadikan action dan Habbit maka Anda akan memiliki sebuah cerita dari apa yang saya sampaikan, bisa jadi sebuah cerita sukses karena memang Teori yang saya sampaikan benar adanya tau sebaliknya menjadi cerita kegagalan jika teori yang saya sampaikan ternyata salah atau Anda melakukan Actionnya salah.

Apa yang sebetulnya membuat orang SULIT untuk berubah ?
Apa yang sebetulnya membuat orang sulit untuk berubah ?, Nah sampai disini bahasan akan lebih menarik lagi sebetulnya. dari penjabaran ke empat step dari Definition of Learning, yang mana sebetulnya yang paling sulit dilakukan? ini pertanyaan yang kerap kali saya tanyakan dalam setiap Coaching/Training yang saya jalankan. Dan tahukah Anda kemudian jawabannya adalah selalu pada poin 3 dan 4 yaitu Action dan Habbit, sebagian Peserta manjawab Action sebagian lagi habbit dan tidak sedikit juga yang menjawab keduanya. Ketika saya tanyakan balik kenapa.., maka jawabannya sangat beragam. dan saya yakin kali ini Anda juga pasti punya jawaban Anda sendiri.

Dari jawaban-jawaban yang Ada sebetulnya ada satu kesamaan. Apa itu ? kesamaan tersebut adalah ternyata dalam Redefinisi Belajar untuk hanya Tahu dan Paham suatu pengetahuan saja sangatlah mudah. Namun untuk bisa melakukan Action dan menjadikannya Habbit ternyata Butuh sebuah Energy.., Nah.., inikah kemudian yang saya sebut sebagai ‘ENERGY PERUBAHAN”. banyak orang sudah mengeluarkan banyak Investasi baik waktu apalagi uang tetapi tidak punya Energy perubahan, kemudian dia menjadi sia-sia semua Investasinya.

Dari mana asalnya Energy perubahan ini ? Nah.. ini Pertanyaan yang paling penting dari tulisan ini…, Kita tidak sadar bahwa tiap-tiap kita punya yang namanya energi perubahan. namun yang membedakan adalah kadarnya dan sumbernya. Energy ini merupakan energy yang menggerakan kita secara sadar maupun tidak sadar untuk bisa menciptakan sebuah Action perubahan dan lebih lagi menjadikannya habbit untuk mencapai kesuksesan. Tidak hanya itu.., Saya juga percaya bahwa Energy perubahan ini merupakan penggerak dan faktor penentu juga dalam terciptanya “Law of Attraction” dimana Energy yang sama membuat pikiran bawah sadar kita mengeluarkan sinyal sinyal kepada pihak lain, yang pada akhirnya akan membantu kita mencapai kesuksesan perubahan yang kita inginkan.

Energy Perubahan hanya dapat muncul jika seseorang punya sebuah Tujuan. semakin besar kekuatan tujuan yang ingin di capai, maka semakin besar Energynya.., semakin kecil keinginan kita mencapai tujuan tersebut maka semakin kecil juga Energy tersebut dan semakin lemah juga kita bisa mentransformasi kepahaman kita menjadi sebuah Action apalagi Habbit.

jika kita ambil contoh diatas bahwa kita tahu dan paham bahwa berolahraga itu sehat, namun jika Anda tidak benar-benar punya tujuan yang besar untuk menjadi sehat, maka percayalah bahwa menjadi sehat, dan menjadikan olah raga itu habbit Anda hanya akan menjadi sebuah wacana belaka. Atau contoh lain untuk orang Sales…, Anda ingin sekali mencapai Target penjualan, Anda tahu bahwa untuk itu Anda harus punya Action sehari bertemu prospek baru minimal 3 orang misalnya, dan itu harus jadi komitmen target harian Anda yang terus menerus dilakukan. Jika kemudian Anda tidak benar-benar serius mencapai Target penjualan Anda maka saya yakin taerget bertemu dengan 3 orang calon prospek pun tidak akan bisa anda capai.

Lalu apakah sesederhana itu untuk membuat kita punya Energy Perubahan? cukup punya Tujuan, lalu apa dan bagaimana Sebuah Tujuan itu bisa dimiliki oleh tiap-tiap orang ?, Prinsipnya semua orang pasti sudah punya tujuan ketika dia tengah belajar sesuatu di sekolah kehidupan ini, namun demikian Tujuan yang kuat itu hanya selalu di pengaruhi oleh 2 hal, yaitu Dream/ Mimpi dan Pain/ Kesulitan. Percayakah Anda bahwa seseorang akan punya tujuan yang besar yang kemudian menciptakan Energy Perubahan yang besar yang kemudian bisa mengkonversi pengetahuannya menjadi Action dan habbit hanya ketika orang tersebut dihadapkan pada 2 hal, yaitu orang yang sedang ingin keluar dari Pain/kesulitan, atau Orang yang benar-benar sedang mengejar Mimpinya.

Pain & Dream

Mari kita lihat salah satu contoh seorang salesman Hebat Joe Gerard. dalam sejarahnya menjadikan Joe seorang Salesman terbesar di dunia, Joe berangkat dari keterpurukannya ketika Keluarganya benar-benar dalam kondisi tidak bisa makan, datang ke sebuah Showroom mobil berbekal ingin menjadi seorang Salesman, sempat di remehkan sebeumnya namun pada akhirnya bisa menorehkan sejarah sebagai Salesman mobil terbaik di Dunia.

Saya meyakini bahwa di awal karirnya, Joe Gerard pastinya sedang dalam kondisi Pain/Kesulitan. dan dia ingin sekali keluar dari kesulitannya. Pasti dalam prosesnya Joe belajar dari berbagai macam sumber untuk bagaimana menjadi Salesman Mobil Hebat. dan dengan Energy Perubahan yang tercipta dari kondisi keinginan keluar dari Kesulitan hidup itu yang kemudian pastinya membuat Joe bisa melakukan Actionnya secara berkesinambungan. Joe kemudian mendapatkan hasilnya dengan menjadi Salesman mobil terbaik di dunia.

Contoh kedua adalah seorang tua yang bekerja hanya sebagai pedagang Roti keliling mampu menyekolahkan anaknya sampai kuliah. hmm… ini real case yang saya sendiri jumpai, kebetulan salah satu langganan Roti Keliling di lingkungan saya kecil ternyata saat ini Anak-anaknya mampu sekolah tinggi. bayangkan berapa penghasilan seorang pedagang Roti keliling ?. Saya meyakini hal tersebut bisa dicapai karena si Bapak punya Mimpi yang dia kejar berupa menyekolahkan anaknya sampai kuliah, sehingga secara tidak langsung dia berfikir, mencari tahu bagaimana caranya dan kemudian di yuangkan dalam Actionnya yang menjadi habbit untuk dapat mencapai hal tersebut.

Saya Yakin Anda sudah sangat paham atas apa yang saya sampaikan dalam tulisan ini…, so.., sebagai orang Sales, marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri…, Apa kesulitan yang ingin sekali kita hindari…, dan Apa Mimpi yang ingin sekali kita capai…, coba renungkan ulang apakah mimpi atau kesulitan itu benar-benar bisa mengaktifkan energy perubahan kita ??, dan apa yang bisa mengaktifkannya ? , Pastikan Anda memahami hal-hal tersebut karena saya percaya orang-orang yang bertitel “biasa saja” adalah orang -orang yang tidak merasa ounya kesulitan untuk dihindari sekaligus tidak punya mimpi untuk di capai….”

Selamat Mengintrospeksi diri…….