Dalam kehidupan sehari-hari seorang Sales people, persaingan menjadi sesuatu yang sangat terbiasa, bahkan justru persaingan seyogyanya memang di butuhkan. Persaingan yang saya maksud tidak hanya antar merk dengan kompetitor, tetapi juga dengan sesama Salesman dalam sebuah perusahaan.

Dalam Hal ini Anda pasti sering mendengar kata-kata diantara para Salesman “Ah.. dia beruntung banget tuh, bisa dapat order di detik terakhir”, atau hmm… pantes lah dia bisa jualan banyak, lha Wilayah jualannya aja banyak toko besarnya kok” atau yang lain lagi seperti ” Hufftt, Sayang sekali itu customer datang ke stand dia duluan, kalo nggak harusnya saya yang ambil ordernya tuh.”, Nah, itu beberapa Statement yang sering keluar dalam satu komunitas Sales yang berada dalam satu perusahaan.

Pertanyaan selanjutnya adalah…, bagaimana sebetulnya korelasi antara Salesman yang hebat dengan Salesman yang sering mendapatkan keberuntungan, baik keberuntungan mendapat pasar yang gemuk, order besar yang datang secara tiba-tiba, ataupun keberuntungan-keberuntungan Salesman lainnya. Dan yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai seorang Salesman agar bisa selalu mendapatkan keberuntungan-keberuntungan tersebut.

Dalam setiap Sales meeting atau Training Session yang saya adakan, saya seringkali mendapatkan pertanyaan seperti itu, yaitu bagaimana korelasinya antara Salesman yang hebat dengan keberuntungan Salesman, nah…, kali ini kita akan coba mengupas hal tersebut.

Keberuntungan adalah sesuatu yang tak terduga terjadi dan tanpa direncanakan sebelumnya…, paling tidak itulah definisi keberuntungan bagi banyak orang. Di dunia Sales, hal-hal semacam ini yang kita biasa sebut sebagai “Hoki” memang kerap kali terjadi,

Saya selalu berpendapat bahwa “Keberuntungan hanya untuk mereka yang benar-benar pantas mendapatkannya”, artinya Tuhan hanya akan memberikan keberuntungan kepada mereka yang pantas mendapatkannya.

Namun demikian percayakah Anda bahwa ternyata Keberuntungan itu punya formulanya sendiri.bagaimana caranya menjadi Salesman yang akan selalu beruntung atau paling tidak selalu berpotensi untuk beruntung, Apakah itu?
Keberuntungan adalah suatu moment ketika “Kesempatan bertemu dengan Kesiapan,”, ya sekali lagi saya ulangi kesempatan bertemu dengan kesiapan. Sayangnya yang namanya kesempatan 80% kita tidak bisa ciptakan karena hal tersebut adalah faktor eksternal, namun yang namanya kesiapan 100% ada di tangan kontrol kita. Demikianlah Rumus bakunya dalam dunia Sales.

Ok, lalu bagaimana implementasinya dalam kehidupan kita sehari-hari?. Untuk lebih memperjelas saya akan berikan suatu Contoh :

Arman adalah seorang Salesman yang kebetulan mengelola sebuah wilayah penjualan yang ’kering” , dan sementara Danu Salesman yang mengelola wilayah yang “basah”, Karena semua orang mengatakan wilayah Arman adalah wilayah yang kering, dan Arman pun terpengaruh terhadap hal tersebut, akhirnya Arman tidak mengeluarkan dan menunjukan potensi terbaiknya dalam bekerja, karena dia selalu berfikir untuk apa capek2 jerja toh hasilnya sama saja karena memang wilayahnya kecil dan sangat sulit. Hal ini kemudian diperhatikan oleh sang Manager.

Pada suatu ketika Danu ditawari pindah keluar kota, dan posisinya menjadi kosong, otomatis Wilayah Basah yang sebelumnya di tempatkan Danu menjadi kosong. Mengingat Sang Manager punya penilaian tersendiri dengan Arman yang terlihat tidak menunjukan potensi terbaiknya maka, Arman menjadi tidak terpilih untuk menggantikan Danu.
Dalam case ini jelas bahwa kesempatan datang diluar Kontrol Arman, karena kepindahan Danu jelas bukan berada di kendali Arman. Itu yang disebut dengan Kesempatan, sementara karena Arman tidak menunjukan kinerja terbaiknay sehingga diapun tidak mempersiapkan dirinya untuk Siap, Padahal jelas sekali jika Arman selama ini menunjukan kinerjanya walaupu n berada di wilayah yang kering, bisa saja Arman yang akan terpilih menggantikan Danu. Dan itu ada berada di Wilayah Danu sepenuhnya untuk menjadi Siap atau tidak siap.

Ada satu lagi contoh kasus lainnya. Mislnya kita sebut saja Budi, Budi adalah salesman yang punya kebiasaan untuk menunda-nunda follow Up Customernya, yang mana ini adalah kebiasaan yang tidak baik yang dimiliki oleh seorang Salespeople. Suatu ketika tiba-tiba Handphonenya berdering dari seorang Customer lama yang diprospeknya menanyakan produk yang pernah di tawarinya dalam kuantiti yang sangat besar.

Budi Girang bukan kepalang, “Wah… Hoki neeh”” dalam hatinya. Karena merasa Pede dengan produknya dan tidak was-was dan cepat tanggap dia menunda-nunda untuk memfolow Up customernya tersebut, dipikirnya “Ah… besok pagi aja di FU lagi”. Namun. Apa yang terjadi ketika keesokan paginya si customer di teelepon oleh Budi ternyata customer tersebut sudah buka PO ke kompetitor, dan melayannglah order Budi, dan yang lebih menyakitkan adalah bahwa harga yang di tawarkan Budi harusnya bisa masuk dan lebih baik dari competitornya tersebut. Sekali lagi, Keberuntungan harusnya sudah di tangan Budi, namunkarena dia tidak mempersiapkan dirinya dengan baik akhirnya order dan keberuntungan pun melayang.

Dua contoh tersebut diatas adalah contoh formula Keberuntungan. Yaitu keberuntungan terjadi ketika kesempatan dan kesiapan bertemu.

Lalu…, bagaimana dan apa yang harus dilakukan oleh kita sebagai salesman dalam mengupayakan keberuntungan tersebut?, tentunya tidak lain dan tidak bukan adalah dengan cara mempersiapkan diri kita selalu untuk menemui sang Kesempatan untuk merubahnya menjadi keberuntungan. Lalu, bagaimana caranya? Tentunya dengan selalu mempersiapkan diri atas diri kita untuk selalu menjadi yang terbaik.

So….., Be Prepare…, karena Kebruntungan akan selalu menemukan Anda…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *